Rabu, 21 Agustus 2013

Meet my companions

Halo, perkenalkan dua temanku ini.
Yang pertama, Singer jadul milik ibuku. Alkisah pada tahun 80-an ibuku membeli
mesin jahit Singer elektrik secondhand milik tetangga yang sedang membutuhkan uang. Padahal ibuku sendiri tidak atau belum bisa menjahit. Jadilah si Singer disimpan di gudang. Kurang lebih 20 tahun kemudian, aku teringat pada si Singer dan ingin belajar menjahit entah wangsit darimana. Si Singer dikeluarkan dari gudang, dilap bersih dan dicoba. Hasil jahitannya...amburadul. Iyalah, habis tidur lama :) Mau tak mau si Singer kubawa ke tukang servis diantar pacar (yang sekarang jadi suami) naik motor eh di jalan kena operasi polisi. Mas Pacar belum punya SIM C waktu itu :D
Beberapa hari kemudian tiba saatnya menjemput si Singer diantar Mas Pacar. Disana ditanya mbak dan mas di tempat servis, sudah bisa mengoperasikan belum? Kujawab, baru mau belajar. Eh, malah dapat kursus singkat buat lubang kancing, pasang kancing dan tentu saja jahit lurus. Baik ya :D
Dimulailah perkenalanku dengan dunia menjahit. Jahit pertama langsung coba-coba membuat tote bag sederhana dari bahan spunbound (bener nggak ya nulisnya?) warna biru tua, merah, coklat tua. Ada yang polosan dan ada yang diberi aplikasi dari bahan flanel dan...dijual. Selain itu juga buat kantong hp persegi diserut dengan hiasan memanfaatkan aplikasi dekoratif dari si Singer. Waktu itu aku dan teman-temanku, kami berempat, berkreasi untuk mendapat tambahan uang jajan. Lucu-lucu deh, ada ikat rambut dengan hiasan bahan flanel, bros, gantungan kunci, magnet kulkas dengan bentuk beraneka ragam dari flanel dan dijahit tangan. Pada awalnya kami ikut jualan di acara Sunday Morning tapiii kendalanya harus bangun pagi-pagi sekali supaya mendapat tempat strategis padahal kalau sudah ngumpul nginep bareng paling asyik ngobrol sampai....subuh #oahem. Lalu kami menemukan toko kecil pernak-pernik dekat kampus tempat kami bisa menitipkan hasil kreasi kami :D
Eh ngelantur.

Tahun berlalu, si Singer masuk gudang lagi ditelan kesibukanku bekerja, menikah dan punya anak pertama.
Ketika dikeluarkan lagi untuk menjahit baju, Si Singer ngadat. Beberapa kali servis tidak bisa memfungsikan zigzag stitch yang menurutku penting sekali untuk membuat lubang kancing atau untuk mengunci pinggiran kain. Mulailah memendam keinginan untuk memiliki yang baru.
Tawaran tak terduga datang dari Pak Suami ketika aku habis melahirkan anak ketiga. Katanya, kamu ingin dibelikan apa? Spontan kujawab, mesin jahit! *nyengir kuda.
Karena tahu diri, pengeluaran sedang banyak untuk biaya melahirkan dan aqiqah, aku memilih untuk mencari mesin secondhand. Cari di sana-sini dapatlah si Janome 380 dalam kondisi muluuus :D. Makasih Pak Suami :*

1 komentar: