Minggu, 12 Februari 2017

Workshop Daluang Envelope Clutch Bag




Pada hari Sabtu, 4 Februari 2017 diadakan workshop membuat clutch bag dengan bahan daluang. Clutch bag nya saya sebut envelope clutch bag karena bentuknya yang seperti amplop. Workshop ini diadakan oleh Kriya Indonesia, Brother dan  homestay Pesona Jogja untuk crafter dan blogger di Yogyakarta.
Ini adalah kali pertama saya mengunjungi homestay Pesona Jogja yang berlokasi di Celeban, dekat dengan kampus UAD 3 dan UTY.  Homestay ini terdiri dari beberapa unit rumah yang saling berhadapan yang bisa disewa satu unit saja atau bahkan semua unit untuk misalnya acara keluarga.
Workshop ini dibagi menjadi dua tempat, menempati unit homestay yang berbeda dimana peserta dibagi dua, yang pertama menjahit clutch bag nya terlebih dahulu bersama Mbak Astri Damayanti dan yang kedua nge-doodle dulu bersama Neng Tanti Amelia. Sebelumnya semua peserta menyimak  dahulu  penjelasan tentang Daluang dari Mbak Astri dan Prof. Ishamu Sakamoto, seorang ahli Daluang dari Jepang.


Apakah Daluang itu? Daluang merupakan kertas dari pohon paper mulberry yang proses pembuatannya melalui cara tradisional yaitu ditumbuk dengan palu.


Setelah mendapat pengetahuan mengenai daluang dari Mbak Astri dan Prof. Ishamu, peserta dari grup pertama mulai menjahit! Kami diberikan pengantar cara menggunakan mesin jahit Brother GS 2700. Mesin Jahit ini dilengkapi dengan led lighting (terang banget), 27 macam jahitan, pemutus benang otomatis, pemasuk benang ke jarum, satu langkah lubang kancing, cara memasang bobbin yang mudah, free arm yang berguna ketika menjahit lengan baju. Penggunaannya sangat mudah, pemilihan jenis jahitan tinggal putar-putar tombol, sewaktu benang putus saya mencoba memasang benang sendiri juga mudah karena dilengkapi dengan diagram dan yang paling saya suka, penutup bobbin-nya transparan sehingga kita bisa tahu ketika benang di bobbin akan habis. Akhirnya jadi juga clutch bag saya.


 Tiba saatnya ke sesi kedua yaitu doodling with Neng Tanti Amelia. Pertama, kami diberi waktu 3 menit untuk "melemaskan jari" dengan doodling sesuka hati. Setelah itu baru kami doodling bersama dengan tema Jogja in The Future. Karena keterbatasan waktu, kami tidak berkesempatan doodling di atas kertas daluang kami. Tapi tidak mengapa, karena saya sendiri lebih suka membiarkan clutch bag saya polos.
Demikian acara ditutup dengan makan siang dan foto bersama.


Terima kasih Kriya Indonesia, Brother dan Pesona Jogja atas ilmunya yang bermanfaat.